Dark
Light
Dark
Light

Teman Curhat Mau Cerai? Ini 6 Sikap Tepat menurut Islam

Teman Curhat Mau Cerai? Ini 6 Sikap Tepat menurut Islam

Arina.id - Perceraian adalah salah satu peristiwa yang berat dalam kehidupan seseorang. Dalam Islam, perceraian diperbolehkan, namun dipandang sebagai hal terakhir yang diambil jika semua jalan untuk mempertahankan rumah tangga telah dilakukan. Sebagai seorang teman, ada beberapa sikap yang bijak untuk diambil ketika mendengar kabar bahwa seorang teman akan bercerai, atau ketika ia curhat tentang niatnya tersebut.

1. Bersikap Empati dan Tidak Menghakimi

Sebagai teman, penting untuk menunjukkan empati terhadap situasi yang dihadapi teman Anda. Hindari memberikan penilaian atau menyalahkan salah satu pihak. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 12:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ 

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa..."

Perceraian adalah masalah kompleks, dan kita seringkali tidak mengetahui seluruh isi cerita di baliknya. Bersikaplah bijak dengan memilih menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan emosional tanpa menyalahkan atau menghakimi.

2. Memberikan Nasihat yang Baik

Dalam Islam, salah satu tugas seorang Muslim adalah saling menasihati dalam kebaikan. Jika memungkinkan, bantu teman anda untuk mempertimbangkan ulang keputusan perceraian dengan bijak. Sampaikan bahwa mempertahankan pernikahan adalah ibadah, karena meskipun diperbolehkan, namun nyatanya perceraian adalah sesuatu yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

أَبْغَضُ الْحَلاَ لِ إِ لَي اللهِ الطَّلاَقِ 

Artinya: “Sesuatu yang halal namun sangat dibenci oleh Allah ialah cerai.

Jika teman anda adalah seorang perempuan, boleh juga anda mengingatkan sebuah hadits Nabi tentang bahayanya seorang perempuan yang menuntut cerai tanpa sebab:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَاَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلاَقَ مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Artinya: “Wanita mana yang meminta perceraian dari suaminya tanpa alasan yang jelas, maka haram baginya aroma surga“.

Sebaliknya, jika teman anda adalah seorang lelaki, ingatkan pula kepadanya sebuah ayat yang memerintahkan seorang suami agar bersabar atas sikap istri yang tidak ia sukai. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 19, Allah SWT berfirman:

وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا

Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak“.

Tetapi, bukan berarti dalam hal ini anda berusaha menghalang-halangi apapun keputusan mereka, karena pada akhirnya keputusan ada di tangan mereka dan hanya mereka yang tahu bagaimana sejatinya kondisi rumah tangga mereka.

3. Mendorong Penyelesaian Secara Bijak

Islam menganjurkan penyelesaian masalah pernikahan dengan musyawarah. Anda bisa menyarankan teman untuk berkonsultasi dengan tokoh agama, mediator keluarga, atau ulama yang berpengalaman. Terkait persoalan penyelesaian konflik rumah tangga, Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 35 yang menekankan pentingnya mediator di antara kedua belah pihak:

وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلَاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا

Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Musyawarah tersebut bisa membantu teman anda untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas sebelum membuat keputusan.

4. Mendoakan yang Terbaik

Doa adalah senjata seorang Muslim. Dalam menghadapi situasi sulit, jangan lupa mendoakan teman anda agar diberikan kekuatan, kesabaran, dan jalan keluar terbaik. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

Artinya: “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama Muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga kebaikan yang sama.’” (HR. Muslim)

Mendoakan dengan tulus akan menjadi bentuk dukungan spiritual yang besar bagi teman Anda.

5. Memilih Diam

Terkadang, memilih diam dan hanya mendengarkan ketika teman sedang curhat mengenai rencananya untuk bercerai adalah jalan terbaik. Terlebih jika teman yang curhat kepada anda adalah lawan jenis. Karena bisa saja jika anda memberikan saran atau solusi apapun malah akan memperburuk keadaan atau jika diketahui oleh orang lain malah akan menimbulkan fitnah. Bisa jadi anda akan dianggap menjadi “kompor” atas konflik orang lain atau dianggap memiliki “modus” tertentu.

Kalimat yang bisa anda kemukakan kepada teman anda ketika memilih diam, diantaranya ialah:

Aduh, maaf ya, bukannya aku nggak mau support, tapi aku cuma khawatir tidak bisa menyikapi ini dengan bijak. Sebaiknya kamu konsultasi dengan ustadz atau petugas KUA aja”.

Aku doakan keputusan apapun yang kamu ambil bakal menjadi yang terbaik buat kamu. Maaf aku tidak berpengalaman dengan hal ini jadi aku cuma dengerin aja gapapa ya”.

Diam yang dimaksud juga bisa berarti setelah anda dicurhati oleh teman anda, selanjutnya anda diam dan tidak menyebarkan berita tersebut.

6. Membantu Setelah Perceraian

Jika perceraian tetap terjadi, dukung teman anda dalam melewati masa-masa sulit setelahnya. Banyak individu yang merasa terpuruk pasca perceraian, sehingga kehadiran teman yang mendukung sangat berharga. Islam juga mengajarkan kita untuk selalu membantu saudara Muslim yang sedang mengalami kesulitan.

Rasulullah SAW bersabda:

اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ،  لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Artinya: “Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allah akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat”.

Pada akhirnya, sebagai seorang teman, sikap yang tepat ketika teman menghadapi perceraian adalah dengan mendukung secara emosional, memberikan nasihat yang baik, dan membantu mereka menemukan solusi sesuai ajaran Islam. Perceraian bukan akhir segalanya, melainkan pintu menuju kehidupan baru yang lebih baik jika dilakukan dengan bijak. Dalam semua itu, pastikan Anda tetap menjaga kerahasiaan dan kehormatan teman anda sebagaimana Islam mengajarkan kita untuk melindungi aib sesama Muslim. Wallahu a'lam bis shawab.

Home 2 Banner

Syariah Lainnya

Home 1 Banner