Sebelum melaksanakan sholat, ada syariat dalam Islam untuk mengumandangkan adzan. Adzan adalah panggilan untuk melaksanakan sholat sekaligus menandai masuknya waktu sholat.
Awal mula syariat adzan dalam Islam sebagai pertanda masuknya sholat memiliki kisah yang unik. Pasalnya syari’at adzan ini berasal dari mimpi seorang sahabat Rasulullah saw yang bernama Abdullah Bin Zaid. Kemudian mimpi tersebut dibenarkan oleh Rasulullah saw.
Dikisahkan, Abdullah Bin Zaid bermimpi tentang suatu waktu Rasulullah saw dan para sahabat sedang bermusyawarah terkait pemilihan tanda masuknya waktu sholat. Rasulullah saw dan para sahabat memutuskan untuk memukul gendang sebagai pertanda masuknya waktu sholat.
Singkat cerita setelah musyawarah, malamya sahabat Abdullah Bin Zaid bermimpi bertemu sosok laki laki yang membawa sebuah gendang, sahabat Abdullah Bin Zaid pun lantas bertanya kepada lelaki tersebut:
يا عبد الله أتبيع الناقوس؟
“Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual gendang tersebut?”
Lelaki itu pun menjawab sembari bertanya balik:
وما تصنع به؟
“Apa yang akan engkau lakukan setelah membeli gendang ini?”
Abdullah bin Zaid menjawab,
ندعو به إلى الصلاة
“Akan ku gunakan untuk menyeru agar orang-orang melakukan sholat”
Laki-laki itu pun bertanya kembali,
أو لا أدلك على ما هو خير من ذلك؟
“Apakah kau ingin aku beri tahu perkara yang lebih baik untuk menyeru sholat dari pada gendang ini?"
Abdullah Bin Zaid pun mengiyakan dan laki laki tersebut spontan menjawab dengan lafadz berikut:
اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، أشهدُ أنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ، ، حيَّ على الصَّلاةِ، حيَّ على الصَّلاةِ، حيَّ علَى الفلاحِ، حيَّ علَى الفلاحِ، اللَّهُ أَكْبرُ، اللَّهُ أَكْبرُ، لا إلَهَ إلَّا اللَّه
Setelah itu laki laki itu agak menjauh dariku dan berkata
إذا قمت إلى الصلاة: الله أكبر الله أكبر إلى آخر الإقامة
“Dan ketika kamu akan mendirikan sholat maka ucapkanlah Allahu Akbar Allahu Akbar hingga akhirnya lafad iqamah”
Keesokan harinya Abdullah Bin Zaid menceritakan mimpinya kepada Rasulullah saw. Beliau pun merespons cerita Abdullah Bin Zaid dengan bersabda:
إنها لرؤيا حق إن شاء الله. قم مع بلال فألق عليه ما رأيت فليؤذن به فإنه أندى صوتا منك
Artinya: "Sesungguhnya mimpimu itu benar atas izin Allah swt. Maka pergilah ke Bilal bin Rabbah, sampaikan apa yang ada di mimpimu. Kemudian suruh ia mengumandangkannya, sebab suaranya lebih lantang darimu.”
Kemudian setelah Abdullah Bin Zaid menemui sahabat Bilal dan sahabat Bilal mengumandangkan adzan. Ternyata Sahabat Umar Bin Khattab mendengar adzan tersebut dan ia pergi menemui Rasulullah saw dan berkata:
والذي بعثك بالحق يا رسول الله لقد رأيت مثل ما رأى. فقال ﷺ: فلله الحمد
Artinya: “Demi dzat yang telah mengutusmu wahai Rasulullah saw. Sungguh aku telah bermimpi seperti mimpi Abdullah bin Zaid. Kemudian Rasulullah saw merespon dengan bersabda “ Alhamdulillah”
Demikianlah sejarah disyariatkannya adzan dalam Islam yang terekam jelas dalam kitab Fathul Muin karya Syaikh Abdul Aziz Al Malibari halaman 150. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bissawab.
Ahmad Yaafi Kholilurrohman
Penikmat Insight Keislaman, Alumni Ma'had Aly Situbondo, Jawa Timur