Dark
Light
Dark
Light

Tujuan Malaikat Tunggu 6 Jam Sebelum Tulis Dosa Manusia

Tujuan Malaikat Tunggu 6 Jam Sebelum Tulis Dosa Manusia

Arina.id - Sudah mafhum bahwa dalam Islam, setiap tindakan yang kita lakukan, baik yang terlihat maupun tersembunyi akan dicatat oleh malaikat yang Allah tugaskan. Malaikat tersebut bernama Raqib dan Atid. Mereka adalah saksi bisu dari setiap amal perbuatan manusia. Mulai dari kebaikan kecil seperti menyingkirkan duri di jalan hingga dosa besar. Tidak ada satu pun yang luput dari pengawasan mereka.

Allah menegaskan dalam firman-Nya pada surat Qaf ayat 18:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).

Ayat ini menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan bahwa setiap ucapan dan tindakan manusia, baik atau buruk, akan dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid sekecil apa pun amal tersebut. Bahkan hal yang terlihat remeh seperti rintihan seseorang saat sakit. 

يُحْصِي الْمَلَكَانِ كُلَّ شَيْءٍ مِنْ أَقْوَالِ الْإِنْسَانِ وَأَعْمَالِهِ، فَمَا يَتَكَلَّمُ بِشَيْءٍ إِلَّا كُتِبَ عَلَيْهِ، وَمَا يَفْعَلُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا دُوِّنَ عَلَيْهِ، قَالَ أَبُو الْجَوْزَاءِ وَمُجَاهِدٌ: يُكْتَبُ عَلَى الْإِنْسَانِ كُلُّ شَيْءٍ حَتَّى الْأَنِينُ فِي مَرَضِهِ

Artinya: “Kedua malaikat mencatat segala sesuatu dari ucapan dan perbuatan manusia. Tidak ada satu pun yang diucapkan melainkan ditulis atasnya, dan tidak ada satu pun yang dilakukan melainkan didokumentasikan atasnya. Abu Al-Jauza' dan Mujahid berkata: "Segala sesuatu dicatat atas manusia, bahkan rintihan saat sakitnya sekalipun.” (Tafsir Al Munir, juz 26 halaman 298) 

Namun, ternyata ada kasih sayang Allah yang begitu besar di balik proses pencatatan dosa. Malaikat Atid, yang bertugas mencatat keburukan, diberi perintah untuk menunda penulisan dosa selama 6 jam. Dalam jeda waktu itu, manusia diberi kesempatan untuk menyesali kesalahannya dan memohon ampun kepada Allah.

Dalam literatur Islam tepatnya di kitab Jawahir Al Lu’luiyyah Syarah Hadits Al Arba’in An Nawawiyyah halaman 343 dijumpai keterangan terkait penundaan penulisan dosa tersebut. Di kitab tersebut dijelaskan bahwa ketika seorang hamba melakukan kebaikan, kebaikan tersebut langsung dicatat sebagai amal baik. 

Namun, ketika hamba melakukan keburukan, malaikat di sebelah kiri tidak langsung mencatatnya. Allah memberikan waktu enam jam bagi hamba tersebut untuk bertobat atau meminta ampun. Jika dalam waktu tersebut hamba itu tidak bertaubat, barulah keburukan itu dicatat.

قِيلَ: إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا فَعَلَ حَسَنَةً بَادَرَ مَلَكُ الْيَمِينِ إِلَى كَتْبِهَا، وَإِذَا فَعَلَ سَيِّئَةً قَالَ مَلَكُ الْيَسَارِ لِمَلَكِ الْيَمِينِ: أَأَكْتُبُ؟ فَيَقُولُ: لَا، لَعَلَّهُ يَسْتَغْفِرُ أَوْ يَتُوبُ، فَإِذَا مَضَتْ سِتُّ سَاعَاتٍ فَلَكِيَّةٍ مِنْ غَيْرِ تَوْبَةٍ قَالَ لَهُ: اكْتُبْ، أَرَاحَنَا اللَّهُ مِنْهُ

Artinya: “Dikatakan: "Sesungguhnya apabila seorang hamba melakukan kebaikan, malaikat yang di sebelah kanan (Raqib) segera mencatatnya. Namun, apabila ia melakukan keburukan, malaikat di sebelah kiri (‘Atid) berkata kepada malaikat di sebelah kanan, “Apakah aku harus mencatatnya?” Maka malaikat di sebelah kanan menjawab, “Jangan dulu, barangkali ia akan memohon ampunan atau bertobat.” Ketika berlalu enam jam tanpa ada tobat, maka malaikat berkata, “Catatlah, semoga Allah memberi kita istirahat dari urusan ini.

Lebih lanjut dalam riwayat lain Az-Zamakhsyari (pengarang Tafsir Al-Kasysyaf), Al-Qurthubi (pengarang Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an), dan Al-Baidhawi (pengarang Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil), menyebutkan bahwa Malaikat Atid yang bertugas mencatat keburukan, diberi perintah untuk menunda penulisan dosa selama 7 jam:

جَاءَ فِي الْحَدِيثِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ: «كَاتِبُ الْحَسَنَاتِ عَلَى يَمِينِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ السَّيِّئَاتِ عَلَى يَسَارِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ الْحَسَنَاتِ أَمِينٌ عَلَى كَاتِبِ السَّيِّئَاتِ، فَإِذَا عَمِلَ حَسَنَةً كَتَبَهَا مَلَكُ الْيَمِينِ عَشْرًا، وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً قَالَ صَاحِبُ الْيَمِينِ لِصَاحِبِ الشِّمَالِ: دَعْهُ سَبْعَ سَاعَاتٍ، لَعَلَّهُ يُسَبِّحُ أَوْ يَسْتَغْفِرُ ذَكَرَهُ الزَّمَخْشَرِيُّ وَالْقُرْطُبِيُّ وَالْبَيْضَاوِيُّ

Artinya: "Disebutkan dalam hadits dari Abu Umamah:”Pencatat amal kebaikan berada di sebelah kanan manusia, dan pencatat amal keburukan berada di sebelah kiri manusia. Pencatat amal kebaikan adalah pemimpin (lebih diutamakan) atas pencatat amal keburukan. Jika seseorang melakukan kebaikan, malaikat di sebelah kanan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan. Namun, jika seseorang melakukan keburukan, malaikat di sebelah kanan berkata kepada malaikat di sebelah kiri: 'Tunda dulu selama tujuh jam, mungkin dia akan bertasbih atau memohon ampun. Hal ini disebutkan oleh Az-Zamakhsyari, Al-Qurthubi, dan Al-Baidhawi.” (Tafsir Al Munir, juz 26 halaman 294)

Dari uraian ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap perbuatan kita, baik maupun buruk, kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Melalui tugas malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal perbuatan manusia, kita diingatkan untuk selalu berbuat baik dan segera bertobat ketika melakukan kesalahan.

Kesempatan untuk memperbaiki diri ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Namun perlu diingat bahwa, kesempatan yang Allah berikan bukanlah alasan untuk bersikap lalai, meremehkan dosa, atau mudah berbuat kesalahan. Jauhi pikiran: “Toh, Allah akan memberi waktu untuk bertaubat. Wallahu a’lam bis shawab.


$data['detail']->authorKontri->kontri

Ahmad Yaafi Kholilurrohman
Penikmat Insight Keislaman, Alumni Ma'had Aly Situbondo, Jawa Timur

Home 2 Banner

Syariah Lainnya

Home 1 Banner