Dark
Light
Dark
Light

Bagaimana Hukum Parkir Mobil di Jalan Depan Rumah?

Bagaimana Hukum Parkir Mobil di Jalan Depan Rumah?

Mobilitas masyarakat modern saat ini tidak bisa terlepas dari moda transportasi yang menghantarkan setiap individu ke daerah tujuan untuk berbagai kepentingan. Sehingga saat ini, mayoritas masyarakat sudah memiliki kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Saat ini seolah kendaraan sudah menjadi kebutuhan utama guna menopang aktivitas sehari-hari.

Pergeseran nilai kendaraan juga sudah mulai terlihat dari sebuah kebutuhan menjadi gaya hidup. Bisa dijumpai, motif masyarakat memiliki kendaraan ada yang hanya ingin untuk menaikkan strata sosial, ikut-ikutan tren, dan juga lebih mengedepankan keinginan dari pada kebutuhan.

Dengan kondisi sosial seperti ini, maka jumlah kendaraan semakin banyak beredar di masyarakat. Tak jarang, satu keluarga memiliki 2 sampai 3 kendaraan sehingga kadangkala tidak memiliki garasi untuk memarkir kendaraannya. Sebagaimana umum terjadi di daerah perkotaan, misalnya DKI Jakarta, banyak mobil terparkir di pinggir jalan, di trotoar, atau menggunakan halaman rumah orang lain untuk parkir mobil.

Lalu bagaimana sebenarnya hukum parkir mobil di jalan depan rumah? Apa hukumnya kita memarkir kendaraan di jalan yang menghalangi lalu lintas orang lain?

Menurut Syekh Zakariya al Anshori dalam kitab Manhaj Thullab, bahwa jalanan umum tidak boleh dijadikan sesuatu (termasuk parkir) yang bisa mengganggu pengguna jalan raya. Hal itu dikarenakan akan mempersulit pengguna jalan raya yang mengaksesnya. Untuk itu, ketika ingin memarkirkan mobil di bahu jalan atau halaman rumah tetangga, seyogianya mendapatkan izin dari yang punya lahan. 

Syekh Zakariya berkata:

الطَّرِيقُ النَّافِذُ لَا يُتَصَرَّفُ فِيهِ بِبِنَاءٍ أَوْ غَرْسٍ وَلَا بِمَا يَضُرُّ مَارًّا فَلَا يُخْرِجُ فِيهِ مُسْلِمٌ

Artinya: ”Jalanan umum tidak boleh dimanfaatkan untuk dibangun sebuah gedung, atau tanaman. Demikian pula dilarang menggunakannya (dengan model apapun), ketika bisa mengganggu para pengguna jalan". (Syekh Zakariyya Al-Anshary, Manhaj al-Thullab, Juz 3 Halaman 359).

Pada sisi lain, menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan bahwa memarkir mobil di depan rumah yang bisa mengganggu pengguna jalan hukumnya dilarang. Apalagi sudah ada larangan tegas terkait memarkir mobil di jalan umum. Pada Pasal 38 disebutkan bahwa setiap orang dilarang menggunakan ruang manfaat jalan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan. 

Berikut teksnya PP tersebut: “Setiap orang dilarang memanfaatkan ruang manfaat jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37 yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan.”

Lebih lanjut, dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 2014 tentang Transportasi dalam Pasal 140 ayat 1-3 dijelaskan sebagai berikut:

  1. Setiap orang atau badan usaha pemilik Kendaraan Bermotor wajib memiliki atau menguasai garasi;
  2. Setiap orang atau badan usaha pemilik Kendaraan Bermotor dilarang menyimpan Kendaraan Bermotor di ruang milik jalan;
  3. Setiap orang atau badan usaha yang akan membeli Kendaraan Bermotor wajib memiliki atau menguasai garasi untuk menyimpan kendaraannya yang dibuktikan dengan surat bukti kepemilikan garasi dari kelurahan setempat.

Tak hanya larangan, bagi pelaku parkir sembarangan, akan dikenakan sanksi denda untuk memberikan efek jera bagi pelanggar parkir. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan, pelaku akan mendapatkan denda maksimal sebesar Rp. 500.000,- yang diberikan oleh kepolisian dengan menerapkan tilangan slip biru, sehingga pelanggar harus membayarkan dendanya melalui Bank BRI.

Tak hanya itu, mobil yang melanggar parkir sembarangan juga akan dilakukan penderekan kendaraan yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Perhubungan. Penderekan kendaraan akan dilakukan bagi kendaraan yang parkir di badan jalan dan mengganggu arus lalu lintas dapat dipindahkan atau diderek dan biaya penderekan menjadi tanggung jawab pelanggar, yang besarannya di tetapkan di Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah yaitu biaya penderekan dan penyimpanan kendaraan sebesar Rp. 500.000,-/hari/kendaraan.

Dengan demikian sebagai kesimpulan hukum memarkir mobil di jalan depan rumah dapat mengganggu pengguna jalan, maka hukumnya adalah haram. Seyogianya, pemilik mobil itu memperhatikan kenyaman publik. Pun ketika ingin parkir kendaraan, seyogianya di lahan sendiri.

Home 2 Banner

Syariah Lainnya

Home 1 Banner