Dark
Light
Dark
Light

Mengenal Ibnu Arabi, Sang Guru Terbesar Tasawuf

Mengenal Ibnu Arabi, Sang Guru Terbesar Tasawuf

Muhammad bin Ali Ibn Arabi (1198-1240) adalah salah satu guru spiritual terbesar di dunia. Wali Allah, ahli Irfan, sufi, filsuf, penyair dan orang bijak ini dikenal sebagai Muhyiddin  yang berarti sang "penghidup kembali agama"dan Syekh al-Akbar atau "guru terbesar".

Muhammad bin Ali Ibn Arabi lahir pada 1165 di Murcia, Spanyol, dua tahun sebelum wafat Syekh Abdul Qadir al-Jaelani,  dan enam tahun selisih setelah wafat Syekh Syihabuddin Yahya Syuhrawardi Al-Maqtul.

Dia tumbuh di tengah budaya Moor di Andalusia, Spanyol, yang merupakan pusat perkembangan luar biasa dan perpaduan pemikiran Yahudi, Kristen, dan Islam. Dari sana pula, karya-karya ilmiah dan filsafat kuno yang besar disebarkan ke Eropa Utara.

Pencapaian spiritual Ibn Arabi sudah terlihat sejak usia dini, dan ia terkenal karena kemampuan visionernya yang hebat serta menjadi guru yang luar biasa.  Ia memulai pendidikan awalnya di Lisbon, kemudian bersama keluarganya pindah ke Sevilla lalu pada 1198 ia pergi ke Fez, Maroko.

Lalu dia melakukan perjalanan jauh di dunia Islam. Ibnu Arabi melakukan banyak rihlah ilmiah ke berbagai daerah seperti Tunisia, Aljazair, Makkah, Madinah, Mesir, Irak, Anatolia  dan meninggal di Damaskus, Suriah pada tahun 1240 M.

Ibnu Arabi seorang Sufi, dan intelektual yang produktif. Ia menulis lebih dari 350 karya termasuk “Fusus al-hikam”, sebuah pemaparan makna batin dari hikmah para nabi dalam garis Yahudi/Kristen/Islam, dan Futuhat al-Makkiyya, sebuah kitab Agung yg luas tentang pengetahuan spiritual yang menyatukan dan membedakan tiga aliran tradisi, akal budi, dan wawasan mistik. Dalam Dīwān dan  Tarjuman al-ashwaq, ia juga menulis beberapa puisi terbaik dalam bahasa Arab.

Itu sebabnya, dia mendapat julukan Syaikh Al-Akbar dan Kibrit Al-Ahmar merupakan julukan atas kebesarannya sebagai seorang sufi yang namanya hanya dapat dibandingi oleh Imam Al-Ghazali.

Gagasannya yang Mendunia

Pengaruh Imam Ibnu Arabi di bidang tasawuf khususnya tasawuf falsafi atau Irfan yang membahas ilmu hakikat sangat luar biasa. Gagasannya menyebar luas dan memiliki pengikut yg tidak sedikit jumlahnya di seluruh dunia Islam bahkan sampai ke Eropa, Amerika dan Jepang.

Karya-karya  dan pemikiran irfan yang luas ibnu Arabi ini memberikan penjelasan yang indah tentang “Wahdatul al-Wujud” dan “Insan Kamil”  secara bersamaan melampaui dan terwujud dalam semua gambaran dunia.

Teori Wahdatul al-Wujud, Maratibul Wujud, Tajalli, dan Insan Kamil berpengaruh besar terbukti dengan banyaknya ulama Sufi besar yang memakai prinsip Wahdatul al-Wujud yang dikenal sebagai Akhbariyyah, di antaranya Shadr al-Din al-Qunawi, Mu'ayyid al-Din al-Jandi, dan Sa'idud al-Din al-Fargani.

Sementara Ulama Nusantara memakai prinsip Wahdatul al-Wujud  di antaranya: Hamzah Fansuri, Syamsuddin Asy-Syumatrani, Nuruddin ar-Raniry, Abdul Rauf Al-Singkili, Abdus Shamad Al-Palimbani, Daud Al-Fathani, Yusuf Al-Makassari, Arsyad Al-Banjari,  Muhammad Nafis Al-Banjari, Nawawi al-Bantani dan Syekh Abuya Amran Waly Al-Khalidi [di era Modern]

Ibn Arabi menunjukkan bagaimana manusia, dalam kesempurnaan, adalah gambaran lengkap dari realitas ini. Selain itu, dengan konsep makrifat, mereka yang benar-benar mengenal jati dirinya yang hakiki adalah mengenal Tuhan.

Asy-Syaikhul Al-Akbar menjelaskan dalam Kitab “Fushush Al-Hikam”, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Beirut hal 53:

من عرف نفسه، فقد عرف ربه، وقال تعالى (سنريهم اياتنا في الآفاق) [فصلت : ٥٣] وهو ما خرج عنك  (وفي انفسهم ) [فصلت: ٥٣] وهو عينك  (حتى يتبين لهم ) [فصلت؛ ٥٣] أي للناظرين(إنه الحق) [فصلت: ٥٣]. أي من حيث إنك صورته وهو روحك. فأنت له كالصورة الجسمية لك، وهو لك كالروح المدبر لصورة جسدك

"Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya. Allah Ta'ala berfirman, "Kami memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasaan kami di alam semesta ini," (QS. Fushshilat: 53). Yakni dunia luar, yang diluar dirimu  "dan juga dalam diri mereka," (QS Fushshilat: 53). "yakni esensi dirimu atau ruang batin dirimu  (mikrokosmos). "agar menjadi menjadi jelas bagi mereka," (QS. Fushshilat: 53) yakni bagi mereka yang memandang (dengan makrifat atau realitas hakiki). "bahwa Dialah Yang Haq." Dalam arti engkau adalah gambaran atau image-Nya; Dia adalah Ruhmu. Pada satu sisi, relasimu denganNya adalah seperti relasi wujud fisikmu dengan dirimu. Sementara, pada sisi lain, relasiNya denganmu adalah seperti relasi ruh pengatur (dalam dirimu) dengan bentuk fisik badanmu."

Berakar kuat pada Al-Quran, Surat Fushshilat ayat 53 di atas, Ibnu Arabi menerangkan bahwa hakikat manusia sempurna dengan atau Insan Kamil sebagai gambaran Al-Haq (Shuratul Al-Haq).

Ibnu Arabi menjelaskan kembali dalam Kitab “Insya'u Al-Dawa'ir”, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Beirut hal 148:

أن الإنسان نسختان: نسخة ظاهرة ونسخة باطنة، فالنسخة الظاهرة مضاهية للعالم بأسره فيما قدرنا من الأقسام، والنسخة الباطنة مضاهية للحضارة الإلهية، فالإنسان هو الكلي عل
الإطلاق والحقيق.

Insan (manusia) terdiri dua salinan (nuskhatani), yaitu salinan yang tampak (nuskhah zahirah) dan salinan yang tersembunyi (nuskhah bathinah). Salinan yang tampak dapat disamakan dengan alam secara keseluruhannya... dan salinan tersembunyi dapat disamakan dengan hadrah Ilahi. Maka Insan secara keseluruhan mencakup Ithlaq dan haqiqat.

Ibnu Arabi menjelaskan bahwa Insan Kamil itu sebagai Alam Shaghir (mikrokosmos) sementara alam semesta (Al-Kauni) adalah alam al-Kabir (makrokosmos). Dalam diri Insan kamil mencakup hakikat alam al-Kabir.

Ibnu Arabi menjelaskan dalam Kitab Al-Futuhatul Al-Makkiyah Bab 6, Dar Ihya Al-Thorast Al-Arabi Beirut hal 194-195:

فالحقيقة المحمدية وفلكها الحياة نظير ها من الإنسان اللطيفة والروح القدس،
. ومنهم العرش المحيط ونظيره من الإنسان الجسم.
ومن ذلك الكرسي ونظيره من الإنسان النفس
ومن ذلك البيت المعمور ونظيره من الإنسان القلب.
ومن ذلك الملائكة ونظيره ها من الأرواح التي فيه والقوى.
ومن ذلك زحل وفلكه نظيره من الإنسان القوة العلمية والنفس.
ومن ذلك المشتري وفلكه نظيره هما القوة الذكر ومؤخر الدماغ.
ومن ذلك الأحمر وفلكه نظيره هما القوة العاقلة واليافوخ.
ومن ذلك الشمس وفلكها نظير هما القوة المفكرة ووسط الدماغ.
ثم الزهرة وفلكها نظير هما القوة الوهمية والروح الحيواني.
ثم الكاتب وفاكهه نظير هما القوة الخيالية ومقدم الدماغ.
ثم القمر وفلكه نظيره هما القوة الحسية والجوارح التي تحس. فهده طبقات العالم الأعلى ومظائره من الإنسان

Hakikat Muhammadiyyah, orbitnya adalah al-hayyah (kehidupan), persamaan dalam diri manusia terletak pada Latifah  (sisi kehalusan) dan Ruh Al-Quddus.
Arasy yg meliput persamaan dalam diri Manusia terletak pada jisim Kulli (tubuh manusia).
Kursy persamaan dengan manusia adalah pada Nüfus ( jiwa).
Baitul Makmur persamaan dengan manusia adalah pada qalbu (hati)
Para Malaikat persamaan nya dengan manusia adalh pasa ruh-ruh dan kekuatatan/daya yg ada pada diri manusia.
Zuhal (planet Saturnus) dan orbitnya
Persamaan dengan manusia adalah kekuatan ilmiah dan nafas.
Al-Musytari (planet Jupiter) dan orbitnya, persamaan dengan manusia adalah kekuatan memori dan bagian belakang otak.
Al-Ahmar (Planet mars) dan orbitnya, persamaan dengan manusia adalah kekuatan akal dan ubun-ubun kepala.
Asy-Syamsy (matahari) dan orbitnya, persamaan dengan manusia adalah kekuatan pikiran dan bagian tengah otak.
Az-Zuhroh (planet Venus) dan orbitnya persamaan dengan manusia adalah kekuatan fantasi (wahamiyah) dan ruh hewani.
Al-Qutub (planet Merkurius) dan orbitnya persamaan dengan manusia adalah kekuatan imajinasi (khayaliyah) dan bagian depan otak.
Dan Al-Qomar (bulan) dan orbitnya persamaan dengan manusia adalah kekuatan inderawi dan bagian-bagian tubuh yg dapat mengindera).
Ini semuah tabaqat (tingkatan-tingkatan) tajalli alam tertinggi dan persamaannya dengan manusia.

Masih banyak lagi pemikiran irfan Asy-Syaikhul al-Akbar yg tidak disebutkan dalam tulisan singkat ini. Namun demikian, karya-karya  dan pemikiran Ibnu Arabi bersifat universal bahwa setiap orang memiliki jalan unik menuju kebenaran, yang menyatukan semua jalan itu sendiri. Ia telah sangat mempengaruhi perkembangan Islam sejak masanya, serta aspek-aspek penting filsafat dan sastra Barat. Kebijaksanaannya memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada kita di dunia modern dalam hal memahami apa artinya menjadi manusia.

Kontroversi Terhadap Sang Guru

Dalam dunia intelektual, apalagi spiritual, pro dan kontra adalah hal biasa. Ibarat siang dan malam, banyak juga  ulama yang menentang pendapat Ibnu Arabi. Mereka berasal dari kalangan ulama syariat dan teologi (tauhid kalam). Beberapa di antara mereka adalah Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dan dari kalangan salafiyah dan modernis Islam.

Di era modern, Said Abdul Lathif Fauodah dari Yordania, termasuk yang menentang. Dari kalangan ulama Sufi yang tak sependapat di antaranya Syekh Rukh Daulah Al-Simmawi dari Yunani,  Syekh Al-Mujjadid Ahmad Faruq Al-Sirhindi dari India, dan Syekh Hadad  Hadrami Al-Alawi dari Yaman.

Namun, mereka yang mendukung, memuji dan pembela Ibnu Arabi juga tak sedikit. Mereka adalah antara lain Imam Abu Madyan al-Ghauts, Syekh Al-Majd al-Fairuz Abadi, Imam Izuddin Abdes Salam Al-Maqdisi, dan Syekh Syihabuddin Umar Abu Hafs Syuhrawardi

Di Era modern dan kontemporer pendukung dan pembela Asy-Syaikhul al-Akbar sangat banyak di antaranya Imam Muhammad Hasyim al-Tilmisani dari Aljazair, Syekh Abdul Qadir Isa Al-Hallabi dari Suriah, Syekh Ahmad Farid al-Mayzadi dari Mesir, Syekh Dr. Ashim Ibrahim al-Kayyali Ad-Darqawi dari Libanon, dan Syekh Osman Yahya dari Turki.

Sementara ulama-ulama dari Indonesia di era modern kontemporer sekarang yg mendukung ibnu Arabi di antaranya; Al-Mukarram Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi, Kiyai Husein Muhammad, Buya Ar-Razy Hasyim, Kiyai Dr. Ali M. Abdillah, Sidi Rohimuddin Nawawi al-Bantani, Prof Haidar Bagir, Habib Luthi Yahyah dan lain sebagainya.


$data['detail']->authorKontri->kontri

Budi Handoyo
Dosen Prodi Hukum Tatanegara, Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, STAIN Teungku Dirundeng, Meulaboh, Aceh.


Editor: Fajar WH
Home 2 Banner

Perspektif Lainnya

Home 1 Banner