Selama ini masih banyak kalangan yang belum sungguh-sungguh mengenal Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Sebagian besar hanya mengetahui bahwa jika ingin belajar tentang Islam di perguruan tinggi, maka PTKIN-lah pilihannya.
PTKIN seakan hanya sebuah alternatif dari pesantren bagi mereka yang ingin belajar Islam di lembaga pendidikan tinggi formal. Kalaupun mereka mengenal perguruan tinggi Islam, paling jauh mereka hanya tahu bahwa ada perguruan tinggi Islam negeri yang disebut STAIN, IAIN atau UIN. Itu pun banyak yang tidak tahu kepanjangannya apa.
Pepatah klasik mengatakan, “Tak kenal, maka tak sayang.” Yuk kita mengenal lebih jauh PTKIN! Dijamin Anda langsung akan jatuh cinta.
Secara kuantitatif harus diakui bahwa banyak yang tidak tahu jika PTKIN tidak hanya membuka program studi bidang ilmu keislaman. Memang, program studi rumpun ilmu keislaman adalah kekuatan PTKIN. Bahkan, jika kita membuat perbandingan dengan berbagai perguruan tinggi di wilayah Asia Tenggara, kajian-kajian keislaman terbaik tetap ada di PTKIN Indonesia.
Sekalipun demikian, PTKIN juga membuka program studi rumpun ilmu umum, baik sosial maupun eksakta. Beberapa UIN telah memiliki Fakultas Sains dan Teknologi dengan berbagai program studi ilmu eksakta. Teknik Sipil, Kelautan, Data Sains, Arsitektur, Teknologi Informasi adalah beberapa contoh program studi di bawah Fakultas Sains dan Teknologi.
Bahkan, jika keberadaan Fakultas Kedokteran dianggap sebagai parameter bagi kebesaran sebuah perguruan tinggi, beberapa UIN telah membuka fakultas kedokteran dengan kualitas yang sangat baik. Di antara PTKIN yang memiliki Fakultas Kedokteran adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Alauddin Makassar, dan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Lalu, bagaimana dengan keunggulan nasionalnya? Dari 59 PTKIN, terdapat sembilan PTKIN yang terakreditasi institusi Unggul. Kesembilan PTKIN itu adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Walisongo Semarang, UIN Alauddin Makassar, UIN Ar-Raniry Aceh, dan UIN Raden Fatah Palembang.
Apakah di luar kesembilah UIN itu mutunya jelek? Tidak. Tidak ada satu pun PTKIN yang terakreditasi institusi C atau Baik. Di luar sembilan UIN unggul tersebut, seluruh PTKIN terakreditasi B atau Baik Sekali.
Jika kalian bertanya tentang daya saing PTKIN secara nasional, inilah jawabannya. Berdasarkan data pada PD DIKTI, tahun 2023 terdapat 4.523 perguruan tinggi di Indonesia. Dari jumlah itu, PTKI menyumbang angka sebesar 847 perguruan (59 PKIN dan 788 PTKIS). Berdasarkan rangking yang dirilis Unirank tahun 2023, PTKIN terbaik nasional adalah UINSA, di mana secara nasional berada di urutan ke-27. Sedang UIN Alauddin Makassar berada pada rangking 10 besar PTKIN, yang secara nasional berada pada urutan ke-90.
Sementara, berdasarkan versi Webometrics 2024, PTKIN terbaik nasional adalah UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Secara nasional, ia menempati rangking ke-20. Sementara pada urutan ke-10 ditempati oleh UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang secara nasional berada pada rangking ke-104.
Jika masih ada yang mempertanyakan keunggulan PTKIN, maka lihatlah data-data di atas. Karena, data tidak akan berbohong. PTKIN adalah perguruan tinggi yang kalau dilihat dari kualitasnya, bisa dikatakan sebagai kelompok perguruan tinggi “elite” di negeri ini.
Sekarang, marilah kita beralih pada daya saing internasional PTKIN. Tercatat 30 program studi telah terakreditasi internasional. Tidak bisa dipungkiri, salah satu dari pengakuan internasional di bidang akademik adalah karya ilmiah. Saat ini, 31 jurnal PTKIN telah terindeks scopus.
Pengakuan dunia internasional terhadap PTKIN juga bisa dilihat dari keberadaan mahasiswa asing. Saat ini, hampir 1.000 mahasiswa asing bertebaran di berbagai PTKIN untuk menuntut ilmu, tidak hanya di prodi-prodi keislaman, tapi juga prodi umum.
Banyak juga yang meragukan PTKIN dengan bertanya, “Mau kerja apa setelah kuliah di PTKIN?” Alumni PTKIN memiliki daya saing yang sangat tinggi di dunia kerja. Berdasarkan sumber Sakerna, Februari 2023, lulusan PT Keagamaan yang terserap pada segmen pekerjaan dengan kategori keahlian tinggi sebesar 65,35%. Angka ini lebih tinggi dibanding alumni yang berasal dari PT Umum (54.00%). Kategori keahlian tinggi mencakup manajer, profesional, serta teknisi dan asisten profesional (Kementerian PP/Bappenas, Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2020-2024 Lingkup Pendidikan Tinggi Keagamaan, Januari 2024).
Lalu, apa lagi yang ditunggu? Jika kalian ingin kuliah di kampus yang bisa memberi layanan akademik profesional dengan lingkungan keagamaan yang terjaga, maka PTKIN-lah jawabannya.
Ahmad Inung
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Kementerian Agama RI