Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Kementerian Agama periode Menteri Yaqut Cholil Qoumas adalah memberikan status setara antara umat Muslim dan umat-umat agama lain. Fasilitas bagi Muslim, juga fasilitas bagi agama lain. Ruang bagi Muslim, juga ruang bagi iman lain. Ini sangat sesuai dengan prinsip keadilan dan keseimbangan dalam dialog dan komunikasi antariman.
Penulis sendiri merasa terhormat dan bahagia bisa berkontribusi sesuai dengan kemampuan, baik berusaha andil dalam pikiran publik atau praktik sesuai dengan kapasitas penulis sebagai rektor, maupun akademisi. Penulis bangga dan ikhlas atas amal sederhana ini.
Moderasi beragama, toleransi, dan dialog antariman itu wilayah praktik. Itu wilayah sikap, komitmen, tidak hanya diskusi, teori, dan wacana workshop. Selain dari doa bersama semua pemimpin agama di panggung di banyak acara di Kementerian Agama, praktik perayaan semua hari suci dan besar semua agama juga betul-betul dirayakan bersama-sama.
Penulis beruntung mendapat kesempatan dalam menyertai Gus Menteri menghadiri beberapa perayaan agama-agama, dari Natal bersama, Waisak, dan perayaan hari besar Hindu. Penulis bersyukur, karena itu adalah salah satu kajian sebelum penulis diberi amanah sebagai rektor. Penulis mempraktikkan selama ini yang ditulis dalam kajian akademik dalam bentuk nyata kehidupan dan kebijakan bermasyarakat dan bernegara.
Di kampus UIN Sunan Kalijaga,seiring dengan praktik Kementerian Agama, selalu mensyukuri dan merayakan Syawalan berakhirnya Ramadhan dengan Halal bi Halal Idul Fitri, juga selalu menghadirkan enam pemimpin agama secara bersama. Doa antariman, sebagaimana terjadi di tingkat Nasional, juga kita perkuat di tingkat lokal UIN Sunan Kalijaga. Masing-masing mantra, doa, puja, dan harapan dilantunkan dalam bahasa, lafal, dan bentuk yang berbeda. Audiens biasanya juga khusuk menyimak sambil penasaran. Penulis merasa beruntung dan dengan senang hati menyumbang yang bisa disumbang untuk kerukunan antariman, perdamaian antaragama, toleransi dan moderasi dalam praktik. Sekadar catatan sederhana pengingat.
Perjuangan Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten cukup panjang dan patut diapresiasi. STHD akhirnya dikabulkan puja dan doanya menjadi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa. Nama penegerian yang lebih bersejarah, sesuai dengan konteks geografis, dan diharapkan kiprahnya mewarnai pulau Jawa sebagai pusat peradaban dan budaya Hindu dalam sejarah dan fondasi spiritualitas Nusantara hingga kini. Astungkara, puji Tuhan, alhamdulillah.
Seluruh tim Civitas Akademika Klaten solid, tidak pernah berhenti dalam berusaha dan berdoa. Kami dari tim UIN Sunan Kalijaga dengan senang hati menyumbangkan yang bisa kita lakukan. Tim UIN Sunan Kalijaga merasa terpanggil untuk memperkuat STHD Klaten, dari penyiapan borang, melengkapi yang perlu diisi, meyakinkan pihak terkait, dan berusaha memperbaiki yang masih kurang. Rapat, pertemuan, saling meyakinakan, dan saling menguatkan antara STHD Klaten dan UIN Sunan Kalijaga berjalan dengan hati gembira, saling memahami, dan bersahabat. Persahabatan yang Penulis tidak akan lupakan. Sungguh indah.
Bagi penulis, dialog antariman, toleransi, dan moderasi beragama letaknya di praktik. Tidak hanya teori, prinsip, dan power point di ruang diskusi. Persahabatan antariman harus diwujudkan dalam bentuk nyata, saling membantu dan saling meminta bantuan.
Di satu sisi, jika ada yang membutuhkan, kita harus memberikan, baik berupa amal, pemahaman, ketrampilan, dan sumber daya. Sumberdaya menyangkut manusia, keterampilan, pengalaman, dan sokongan mental dan doa.
Di lain hal, kita juga harus berani meminta pihak lain untuk membantu, jika kita sedang membutuhkan. Saling membantu dan saling memberi adalah wujud nyata dari dialog, kerukunan, toleransi dan moderasi beragama dalam praktik. Puji syukur, astungkara, alhamdulillah Penegerian Sekolah Tinggi Klaten itu berjalan sukses, dengan modal kesabaran, keuletan, dan doa panjang.
Sudah lebih dari lima tahun STHD Klaten berusaha dengan berbagai macam upaya. Administrasi yang tidak mudah. Komunikasi antarkementerian. Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama juga memberikan dukungan nyata. Semua tingkatan berusaha.
Puji Tuhan, Astungkara, Alhamdulillah.
Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta