Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi terkemuka di zamannya, mengingatkan umat Islam tentang pentingnya introspeksi dalam berdoa. Ketika doa yang dipanjatkan tidak juga dikabulkan oleh Allah, bisa jadi ada sesuatu yang menghambat terwujudnya doa tersebut karena menurut Ibrahim bin Adham, ada 10 penghalang terkabulnya doa.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nasha‘ihul Ibad (Semarang, Karya Thoha Putra: t.t) halaman 74-75 mengisahkan, ketika Ibrahim bin Adham berjalan di sebuah pasar, ia bertemu dengan sejumlah orang dan menanyakan perihal doa mereka yang tak kunjung dikabulkan oleh Allah. Padahal, kata mereka, Allah memerintahkan umat Islam untuk berdoa dan Allah berjanji akan mengabulkan doanya tersebut. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ghafir [40] ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya: “Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan).”
Setelah mendengar keluh kesah mereka, Ibrahim bin Adham kemudian menyebut bahwa hati mereka sebenarnya telah mati sehingga menyebabkan doanya itu tidak terkabul. Menurutnya, hal itu terjadi disebabkan oleh 10 perkara, sebagaimana berikut:
1. Meninggalkan perintah Allah
Matinya hati yang menyebabkan tidak terkabulnya doa adalah karena sering meninggalkan perintah Allah dan tidak mau menyembah kepada-Nya. Padahal, kata Ibrahim bin Adham, umat Islam telah mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Pencipta dan Pemberi Rezeki.
2. Melalaikan Al-Qur’an
Sering membaca Al-Qur’an namun tidak mengamalkan kandungan yang ada di dalamnya bisa membuat doa tertolak. Al-Qur’an seharusnya tidak hanya untuk dibaca, tetapi menjadi pedoman hidup yang memerlukan implementasi dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.
3. Berteman dengan Iblis
Berteman dengan iblis dan cenderung mengikuti bisikan-bisikannya bisa membuat hati manusia menjadi mati dan doanya pun menjadi tertolak, padahal umat Islam sudah mengetahui bahwa iblis adalah musuh yang harus dijauhi.
4. Mengabaikan Sunnah
Doa bisa tertolak karena meninggalkan ajaran atau sunnah Rasulullah, padahal umat Islam sering mengaku mencintai Nabi Muhammad. Pengakuan cinta kepada Rasulullah seharusnya dibuktikan melalui upaya untuk menjalankan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menjauhi Surga
Banyak orang mengaku mencintai surga dan mengharapkan kebahagiaan di dalamnya, namun tidak melakukan amal yang dapat mengantarkan mereka ke sana. Menurut Ibrahim bin Adham, perilaku semacam ini bisa menjadi penyebab doa yang dipanjatkan tidak dikabulkan oleh Allah.
6. Mendekati Neraka
Sebaliknya, tidak sedikit orang mengaku takut dengan siksa neraka, namun dalam praktiknya masih saja melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama, seolah-olah siksa neraka bukan ancaman nyata. Jika sudah demikian, doa-doa pun sulit untuk dikabulkan.
7. Melalaikan Akhirat
Doa sering kali tidak dikabulkan karena meyakini bahwa kematian itu hal yang pasti namun malah melalaikan akhirat. Keyakinan akan datangnya ajal seharusnya menjadi pengingat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan amal saleh sebagai bekal akhirat.
8. Melupakan Dosa
Doa seseorang dapat tertolak karena lebih sibuk mencari kesalahan atau aib orang lain yang diekspresikan melalui perbuatan ghibah. Sebaliknya, dia malah mengabaikan kekurangan dan dosa sendiri tanpa berupaya untuk memperbaikinya agar menjadi pribadi yang saleh.
9. Tidak Bersyukur
Doa sulit dikabulkan karena terus-menerus menikmati rezeki dari Allah tetapi tidak pernah bersyukur kepada-Nya. Rasa syukur tidak hanya dengan memuji Allah dan menyebut kebaikan-Nya, tetapi juga dibuktikan dengan melakukan ketaatan pada perintah-perintah-Nya.
10. Lupa Kematian
Doa bisa terhalang ketika seseorang sering menghadiri prosesi pemakaman atau menyaksikan kematian tanpa mengambil hikmah dan pelajaran darinya. Melihat kematian orang lain seharusnya mengingatkan pada kehidupan akhirat dan berupaya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapinya.
Demikian 10 penyebab tidak dikabulkannya doa menurut Ibrahim bin Adham. Beberapa hal yang telah disebutkan menunjukkan tentang pentingnya istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah sekaligus meninggalkan larangan-Nya. Jika sudah bisa demikian, potensi terkabulnya doa pun bisa segera terwujud. Wallahu a‘lam.