Bekam merupakan salah satu metode pengobatan alternatif dengan cara pemvakuman kulit dan dilanjutkan dengan mengeluarkan darah statis yang mengandung toksin dari dalam tubuh. Bekam menjadi salah satu model terapi kesehatan yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun, dan melintasi setiap peradaban besar umat manusia.
Dikutip dari catatan Prof M Arskal Salim dalam Praktik Bekam dalam Tinjauan Sejarah, awal mulanya bekam dikenal sejak kerajaan Sumeria berdiri sekitar 4.000 tahun SM, lalu berkembang dan meluas ke arah Babilonia, Mesir, Saba dan negeri yang dialiri Sungai Eufrat dan Sungai Tigris. Pada saat itu, menurut catatan sejarah, bekam adalah terapi eksklusif dan hanya para tabib yang diizinkan melakukan bekam untuk pengobatan para raja. Tabib-tabib termasyhur kala itu bahkan sangat selektif dalam mengajarkan bekam dan hanya menurunkan ilmu pengobatan bekamnya kepada murid-murid terbaik dan pilihan.
Sekitar 1.200 SM, ketika Mesir di bawah kekuasaan Ramses II pengobatan bekam sudah umum dipakai para tabib bersama dengan jenis pengobatan lainnya. Dalam melakukan bekam, para tabib memakai pedoman titik-titik tertentu di bagian tubuh pasien. Bukti tertua adanya praktik bekam di zaman Mesir Kuno ditemukan dalam Ebers Papyrus atau Papirus Ebers (1550 SM). Dalam salah satu bab di Papirus Ebers, yang dituliskan dalam huruf hieroglif, dinyatakan bahwa bekam dapat digunakan sebagai terapi untuk gangguan menstruasi, demam, gangguan nafsu makan dan berbagai macam nyeri. Bekam juga ditulis sebagai salah satu terapi suportif untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit. Bukti lainnya praktik bekam zaman Mesir Kuno ditemukan terukir pada dinding kuil di daerah Kom Ombo, daerah Aswan (Temple of Kom Ombo). Kuil ini dibangun pada dinasti Ptolemaic (180 – 47 sebelum Masehi).
Dalam kebudayaan Yunani Kuno, seorang dokter ternama, Herodotus, menuliskan bekam, atau lebih dikenal dengan istilah cucurbit sebagai salah satu bentuk terapi penyembuhan penyakit yang umum dipakai oleh masyarakat. Herodotus menyebutkan bahwa cucurbit dapat menyembuhkan berbagai gejala penyakit seperti nyeri daerah kepala dan nyeri daerah punggung. Cucurbit juga diklaim dapat membantu menghilangkan proses peradangan di berbagai tempat, digunakan juga untuk mengobati berbagai keluhan lambung dan saluran cerna, menghilangkan gejala pusing berputar atau vertigo, memperbaiki siklus hormonal dan memperlancar darah haid (menstruasi).
Dalam pengobatan fase akut, cucurbit juga digunakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam. Hal ini berkaitan dengan proses cucurbit yang mengeluarkan darah, dianggap juga dapat mengeluarkan mikroorganisme patogen yang sedang beredar di dalam darah, sehingga proses penyembuhan dapat berjalan lebih cepat. Menariknya, pada zaman Yunani Kuno ini, karena begitu luasnya pemanfaatan cucurbit di masyarakat, gambar alat kop dari cucurbit menjadi simbol utama yang dikenal luas bagi seorang dokter, sama seperti zaman sekarang profesi dokter digambarkan dengan gambar stetoskop. Bahkan pada masa tersebut, cucurbit merupakan teknik bedah kecil yang diajarkan kepada semua murid kedokteran dan menjadi kurikulum utama pendidikan seseorang yang ingin menjadi dokter (York, 2012).
Terapi bekam juga sudah dipraktikkan sejak lama oleh bangsa China, bahkan beberapa sumber menyatakan jika China merupakan bangsa yang pertama kali mengenalkan bekam di dunia. Bekam diperkirakan berkembang di China sejak tahun 2.500 SM, sebelum berkuasanya kaisar Yao. Pada waktu inilah bekam berkembang dengan berdasarkan titik-titik akupunktur.
Peramu obat dan ahli kimia ternama dari Cina, Xi Hung (281-341) tercatat menggunakan bekam dalam terapinya. Xi Hung mendokumentasikan berbagai teknik dalam bekam dalam bukunya berjudul A Handbook of Prescriptions for Emergencies (Panduan tata laksana kegawatdaruratan). Di dalam buku ini tertulis pemanfaatan tanduk binatang untuk bekam dengan cara menyedot darah dengan melukai bagian tubuh yang dituju, kemudian menghisap darah dari tempat tersebut dengan wadah dari tanduk binatang (seperti banteng dan sapi). Cara ini digunakan untuk mengeringkan pus (nanah) dari luka bisul atau koreng (Aiman Al-Husainy, 2005). Bangsa Cina juga mengenal istilah bekam sebagai jiaofa yang berarti metode tanduk, hal ini sesuai dengan seringnya para tabib menggunakan tanduk hewan sebagai alat untuk bekam.
Selama pemerintahan Dinasti Tang (berkuasa 618-907), panduan bekam juga didokumentasikan dalam bentuk buku yang antara lain memuat penggunaan bekam api untuk menghilangkan kelelahan, nyeri kepala dan nyeri perut. Bekam pun digunakan sebagai salah satu terapi dalam penyembuhan tuberkulosis paru.
Pada masa dinasti Qing (berkuasa 1644-1912), muncul buku Materia Medica yang ditulis seorang tabib bernama Zhao Xuemin. Ia menuliskan bagian khusus tentang bekam yang disebutkan pemanfaatan wadah bekam yang terbuat dari bambu dan tembikar, yang sebelum pemakaiannya sudah direndam terlebih dahulu dalam cairan herbal. Teknik ini disebut sebagai liquid cupping (bekam cair) dan berguna untuk meringankan nyeri otot dan saraf terjepit, flu, nyeri sendi dan gangguan perut. Lebih jauh lagi, bekam diyakini dapat menghilangkan gangguan karena cuaca dingin dan berangin.
Rasulullah Mewasiatkan Umatnya Bekam
Dalam bahasa Arab, bekam disebut sebagai hijamah, sedangkan mihjam dan mihjamah artinya alat bekam yang meliputi semua alat yang dipakai dalam prosedur bekam, baik itu alat penghisap yang menciptakan tekanan negatif, alat untuk menyayat kulit permukaan maupun alat untuk mengumpulkan darah selama proses pembekaman.
Sebagai upaya mengobati diri dari penyakit, Rasulullah Saw mencontohkan banyak metode pengobatan dari berbagai aspek secara lengkap dan dengan memanfaatkan berbagai sumber. Di antara yang telah banyak disebutkan dalam hadis antara lain, Rasulullah Saw. menggunakan bahan yang tersedia di alam dalam bentuk herbal maupun produk alam. Beberapa contohnya adalah pemanfaatan herbal seperti habassauda maupun kayu gaharu dan pemanfaatan produk alam seperti madu.
Pendekatan cara pengobatan Rasulullah Saw. juga diberikan secara lengkap, tidak hanya dengan pemberian obat lewat mulut, namun juga terdapat tindakan pembedahan kecil untuk mengeluarkan penyakit maupun darah kotor dengan metode bekam. Bahkan metode bekam ini banyak dibahas dalam hadis sebagai metode yang sebaiknya dikerjakan oleh seorang Muslim setidaknya satu kali dalam hidupnya baik dalam upaya untuk mencegah penyakit maupun sebagai upaya aktif untuk mengobati penyakit.
Selain dianggap sebagai salah satu metode pengobatan alternatif yang cukup baik, bekam juga dianggap sebagai ilmu teologis karena adanya sunnah yang membenarkan penggunaan bekam sebagai metode pengobatan. Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul At-Tibbu al-Nabawi bahwa di antara hadis-hadis nabi yang menjelaskan tentang cara-cara pengobatan, salah satu isinya menjelaskan tentang bekam. Muhammad Musa al-Nasr juga melakukan penelitian dan menulis dalam bukunya yang berjudul Bekam Cara Pengobatan Menurut Sunnah Nabi SAW tentang keberadaan 40 hadis lebih yang menjelaskan tentang keutamaan bekam (Fauzan, 2017).
Berikut ini beberapa hadis nabi yang menjelaskan tentang bekam:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ بُدَيْلِ بْنِ قُرَيْشٍ الْيَامِّيُّ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَقَ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ حَدَّثَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ لَيْلَةِ أُسْرِيَ بِهِ أَنَّهُ لَمْ يَمُرَّ عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا أَمَرُوهُ أَنْ مُرْ أُمَّتَكَ بِالْحِجَامَةِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مَسْعُودٍ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Budail bin Quraisy Al Yami Al Kufi], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail], telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Al Qasim bin Abdurrahman] ia adalah Ibnu Abdullah bin Mas›ud, dari [bapaknya] dari [Ibnu Mas’ud] ia berkata; Rasulullah Shallallaahu ‹alaihi wa sallam berkisah tentang malam beliau Isra Mi’raj, dan sesungguhnya tidaklah beliau melewati sekelompok malaikat kecuali mereka semua menyuruh beliau untuk memerintahkan umatnya berbekam. Berkata Abu Isa: Ini merupakan hadis hasan gharib dari hadisnya Ibnu Mas’ud. (Hadis Tirmidzi No. 1977).
Rasulullah Saw. juga mengajurkan berbekam pada saat sakit sebagai upaya cepat untuk menyembuhkan penyakit seperti saat salah seorang sahabat jatuh sakit, Rasulullah Saw. menyampaikan bahwa sahabat ini tidak akan bisa sembuh selain dengan berbekam.
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ تَلِيدٍ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو وَغَيْرُهُ أَنَّ بُكَيْرًا حَدَّثَهُ أَنَّ عَاصِمَ بْنَ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ حَدَّثَهُ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَادَ الْمُقَنَّعَ ثُمَّ قَالَ لَا أَبْرَحُ حَتَّى تَحْتَجِمَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِيهِ شِفَاءً
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Talid dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb dia berkata; telah mengabarkan kepadaku ‘Amru dan yang lainnya, bahwa Bukair telah menceritakan kepadanya bahwa ‘Ashim bin Umar bin Qatadah menceritakan kepadanya bahwa Jabir bin Abdullah radiallahu ‘anhuma pernah menjenguk Muqanna’ kemudian dia berkata; “Kamu tidak akan sembuh hingga berbekam, karena aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya padanya terdapat obat.” (Hadis Bukhari No. 5264)
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ أَخْبَرَنَا سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ أَبُو الْحَارِثِ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ شُجَاعٍ عَنْ سَالِمٍ الْأَفْطَسِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ
Artinya: "Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim] telah mengabarkan kepada kami [Suraij bin Yunus Abu Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Suja'] dari [Salim Al Afthas] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; berbekam, minum madu dan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku melarang ummatku berobat dengan kay."
Dari berbagai hadis ini, dapat dilihat bahwa Islam sangat menganjurkan bekam sebagai salah satu cara pengobatan mencapai kesembuhan bagi orang Muslim. Selain mengangkat dan mencontohkan bekam, Rasulullah Saw. juga memberikan panduan secara teknis dalam melakukan bekam meliputi tahapan pengerjaan, waktu terbaik, posisi titik terbaik sesuai dengan penyakit, bekam untuk pencegahan penyakit termasuk bekam di saat khusus seperti saat berpuasa maupun berihram.