Dark
Light
Dark
Light

Takhayul Renard, Marselino, dan Kebangkitan Garuda

Takhayul Renard, Marselino, dan Kebangkitan Garuda

Arina.id - Herve Renard, 56 tahun, teramat percaya pada keampuhan kemeja putihnya. Dengan kancing terbuka, yang memperlihatkan sedikit dadanya, kemeja putihnya telah memberikan banyak keberuntungan. “Saya memang terkadang percaya pada takhayul,” ujarnya.

Dia merupakan satu-satunya pelatih yang bisa merebut Piala Afrika dengan dua tim berbeda, yakni Zambia (2012) dan Pantai Gading (2015).  Salah satu sebabnya karena kemeja putihnya itu.  “Saya memenangkan dua Piala Afrika dengan kemeja putih, jadi untuk apa saya berganti pakaian,” katanya suatu ketika.

Di Piala Dunia 2022 dengan baju putihnya, dia mengejutkan dunia. Di laga perdana tim Arab Saudi di turnamen itu, mereka berhasil mengalahkan Argentina, 2-1. Lionel Messi – yang kemudian mengantar negerinya menjadi juara dunia yang ketiga kali, tak berdaya melawan tim asuhan si Magical White Shirt itu.

Pelatih asal Prancis ini kembali menangani tim Arab Saudi menggantikan Roberto Mancini yang dipecat, September lalu. Pelatih asal Italia itu diberhentikan karena dianggap tak membawa Elang Hijau tampil beringas.

Renard pun menerima pinangan itu dan meninggalkan pekerjaannya sebagai pelatih tim sepak bola wanita Prancis.  “Saya belum menyelesaikan cerita saya dengan Saudi. Dan syukurlah, saya sudah kembali,” ujar dia.

Selasa, 19 November 2024, Renard datang ke Gelora Bung Karno, dengan membawa takhayul yang sama, berharap mendapatkan keberuntungan dengan kemeja putihnya itu. Satu poin yang dibawa di laga melawan Australia – menjadi bekalnya.

Namun di Jakarta yang dingin dari biasanya. Di GBK yang basah, baju putih Renard sama sekali tak bertuah. The Green Falcon – julukan tim Arab Saudi, takluk pada Indonesia. Dua gol yang dibuat oleh pemain Oxford United, Marselino Ferdinan pada menit ke 35 dan 56, adalah sebabnya. Seperti dalam laga melawan Australia, empat hari sebelumnya, pasukan Renard tak bisa menjebol gawang Indonesia hingga akhir laga.

Tak mau banyak kata-kata, dalam konferensi pers seusai laga, pelatih tim nasional Arab Saudi itu menilai permainan anak-anak asuhan layak dihajar dengan kekalahan.  “Indonesia layak menang. Mereka memulai pertandingan dengan intensitasi yang bagus. Kami layak dihukum malam ini,” katanya.

Kemenangan yang melambungkan pendukung Indonesia. Setelah dibantai empat gol tanpa balas oleh tim Jepang, pada Jumat lalu, pasukan Shin Tae-yong ini mampu bangkit. Menurut Marselino, 20 tahun, bintang dalam laga itu, kekalahan itu menjadi bahan evaluasi tim. “Kami semua memiliki satu tekad, satu tujuan, bahwa dalam laga ini kami akan main mati-matian,” katanya usai pertandingan.

Hasil evaluasi itu memang terpajang jelas di lapangan. Garuda memilih bermain efektif. Mereka tidak mendominasi permainan. Dari statistik, penguasaan bola mereka hanya mencapai 23 persen. Berbanding jauh dengan Arab Saudi, yang menguasai possesion hingga 77 persen.

Dengan dominasi seperti, Arab Saudi berhasil membuat 23 peluang tapi hanya tiga yang mengarah ke gawang. Sebaliknya, Marselino Cs mampu mencetak 13 peluang. Enam di antaranya mengarah ke gawang kiper Arab Saudi Mohammed Ali Al Kassar.  Dua di antaranya tentu saja berbuah gol.

Suasana di GBK malam itu tentu berbeda saat mereka bertanding melawan Jepang. Kala itu stadion dipeluk duka yang dalam. Selasa malam, meski tak ada bulan hati siapa pun di sana terasa riang. “Ini berkat kerja tim, kami berkerja keras untuk pertandingan ini. Kita layak mendapatkan kemenangan ini,” ujar Marselino.  

Jalan Masih Panjang  

Kemenangan atas Arab Saudi ini tentu saja menghidupkan kembali peluang Indonesia untuk ikut dalam perebutan tiket lolos ke Piala Dunia 2026. Tambahan tiga poin dari laga ini mendongkrak posisi Indonesia dari juru kunci ke peringkat ketiga klasemen kualifikasi Piala Dunia babak ketiga grup C zona Asia, persis di bawah Australia dan Jepang.

Toh begitu, dibandingkan dengan grup lainnya, persaingan di grup ini terbilang ketat. Hingga  matchday keenam, empat tim yakni Indonesia, Arab Saudi, Tiongkok, dan Bahrain memiliki poin yang sama yakni enam. Sedangkan Australia yang berada di posisi runner up, hanya unggul satu poin saja.

Dengan begitu, kecuali Jepang yang perkasa dengan 16 poin – yang memiliki peluang untuk lolos yang sangat besar, lima tim di grup C ini  masih memiliki peluang untuk lolos yang sama. Hasil dari tiap laga yang mereka lakoni akan segera mengubah posisi di klasemen.

Dalam Piala Dunia 2026 – yang akan diselenggarakan di tiga negara, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, konfederasi Asia mendapatkan jatah 8 + 1. Artinya enam negara yang menjadi juara dan runner up dari tiga grup, lolos langsung bertanding di turnamen empat tahunan itu.

Dua tiket lagi akan diperebutkan oleh tim-tim yang berada di peringkat tiga dan empat di masing-masing grup. Mereka akan bertanding di babak keempat – yang akan mencari dua di dua grup. Delapan tim inilah yang akan mewakili Asia di Piala Dunia. Masih ada satu lagi, kesempatan untuk lolos yakni bertanding di babak play off antar konfederasi.

Bagaimana kans Garuda untuk lolos? Sejak awal, Indonesia cukup tahu diri. Melihat tim-tim yang bertanding seperti Jepang, Arab Saudi, dan Australia – yang kerap bermain di Piala Dunia dan memiliki peringkat FIFA yang jauh lebih baik, Garuda cukup mengincar peringkat 3 dan 4. Dengan posisi itu, Indonesia berharap bisa lolos melalui babak keempat – yang sebenarnya juga tidaklah mudah.  

Peluang itu tentu saja terbuka. Apalagi Indonesia memiliki laga kandang melawan dua tim yang secara kualitasnya tidak lebih baik, yakni melawan Tiongkok dan Bahrain. Kemungkinan, poin penuh bisa diraih saat bermain di GBK. Selanjutnya adalah mencuri satu poin dalam laga tandang yakni melawan Jepang dan Australia.

Laga-laga itu akan kembali berputar pada Maret hingga Juni, tahun depan. Masih banyak waktu bagi Indonesia untuk mencari pemain baru untuk menambah kekuatan. Juga untuk mengevaluasi sistem permainan.

Nah biarlah mereka bekerja. Sekarang, seperti kata Maarten Paes, kiper Indonesia, para pendukung Garuda berhak mendapatkan segalanya dan merayakan kemenangan pertama Indonesia atas Arab Saudi, dalam 41 tahun terakhir.


$data['detail']->authorKontri->kontri

Irfan Budiman
Mantan wartawan dan penulis lepas di sejumlah media.


Editor: Fajar WH
Home 2 Banner

Human Lainnya

Home 1 Banner