Arina.id - Masalah stunting atau anak yang terlahir kerdil alias cebol akibat kurang gizi masih menjadi persoalan utama kesehatan masyarakat Indonesia. Meskipun prevalensinya turun, namun prosentasenya masih tetap tinggi.
Kementerian Kesehatan pernah mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di Tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022. Tahun ini, 2024, targetnya menjadi 14 persen.
Semua pihak diminta terlibat untuk menurunkan target kekerdilan pada anak ini. Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pun dilibatkan dalam menangani persoalan serius tersebut. Salah satu isu paling krusial terkait stunting ini adalah masalah infrastruktur sanitasi.
Lalu apa hubungan antara sanitasi dengan kekerdilan anak ini? Seperti disampaikan Menteri PU Dody Hanggodo, infrastruktur air dan sanitasi yang layak dan merata berperan penting dalam penurunan stunting di Indonesia.
"Tersedianya infrastruktur air dan sanitasi yang layak dan merata sangat penting salah satunya untuk mendorong penurunan stunting. Karena penanganan stunting tidak hanya sebatas pemenuhan pangan saja, ketersediaan air dan infrastruktur juga sangat penting," ujar Dody di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
"Kami juga tengah berupaya mencapai target akses 100 persen air minum layak dan akses 100 persen sanitasi layak di tahun 2030, salah satunya melalui implementasi Inpres Nomor 1 Tahun 2024 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik," katanya.
Sebagai informasi, Peneliti sekaligus Ketua Komponen Fisik Studi Action Against Stunting Hub (AASH), Min Kyaw Htet menyampaikan bahwa meningkatkan akses air bersih dan sanitasi layak merupakan salah satu langkah mencegah stunting.
Adanya bakteri patogen pada air minum dan air yang dipakai sehari-hari dapat memicu terjadinya peradangan pada usus hingga menyebabkan pergeseran struktur dan fungsi usus.
Kondisi itu dikenal sebagai Environmental Enteric Dysfunction (EED). EED menyebabkan penyerapan zat gizi menjadi tidak optimal yang apabila terjadi terus menerus, anak akan mengalami masalah pertumbuhan.
Dari hasil studi di Indonesia tahun 2016, lanjutnya, sanitasi yang tidak layak berpotensi dua kali lipat menyebabkan kejadian stunting.